Pages

Kamis, 29 November 2012

CARA PENENELITIAN ILMIAH

A. Merencanakan Penelitian Ilmiah
Penelitian merupakan salah satu tahap metode ilmiah yang
menggunakan langkah-langkah yang sistematis dan teratur serta berpikir
logis. Setiap orang yang melakukan penelitian hendaknya didasarkan
pada langkah-langkah yang sistematis. Langkah-langkah sistematis itu
standar dan baku. Tahap pertama penelitian biasanya diawali dengan
merencanakan penelitian yang terdiri dari pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut.
1. Menetapkan Bentuk Penelitian
Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek
bagaimana suatu bentuk penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa
aspek tinjauan tersebut, antara lain, aspek tujuan dan aspek metode.
a . Aspek Tujuan
Jika mengarah pada perluasan ilmu, disebut penelitian dasar. Jika
mengarah pada pemecahan masalah dan untuk mendapatkan manfaat
bagi masyarakat, disebut penelitian terapan.
b . Aspek Metode
Berdasarkan aspek metode, bentuk penelitian dibedakan menjadi
sebagai berikut.
1) Penelitian Deskriptif (Penelitian Praeksperimen)
Dalam penelitian ini, dilakukan eksplorasi untuk menggambarkan
suatu objek tertentu secara jelas dan sistematis yang bertujuan untuk
memprediksi gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di
lapangan.


2) Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah hampir mirip dengan penelitian deskriptif. Hal
yang membedakan adalah penelitian sejarah memfokuskan pencarian
data dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya, para
pemimpin yang terlibat dan tokoh-tokoh masyarakat yang berhubungan
dengan suatu peninggalan sejarah.
3) Penelitian Survei atau Penelitian Normatif atau Penelitian Status
Dalam penelitian survei, para peneliti menggunakan variabel dan
populasi yang luas dengan tujuan sebagai bentuk awal penelitian,
mengembangkan eksplorasi objek, dan melakukan klasifikasi terhadap
masalah yang akan dipecahkan.
4) Penelitian Eksperimen
Penelitian ini merupakan metode inti dari model penelitian yang
ada. Para peneliti eksperimen melakukan tiga persyaratan penelitian,
yaitu mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian ini,
peneliti juga harus membagi objek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu
grup perlakuan atau yang memperoleh perlakuan dan grup kontrol yang
tidak memperoleh perlakuan. Penelitian ini sering digunakan di bidang
IPA, termasuk biologi.
2. Merumuskan Tujuan Penelitian
Setiap melakukan penelitian pasti ada tujuan yang hendak dicapai.
Beberapa tujuan penelitian, antara lain, sebagai berikut.
a . Memperoleh Informasi Baru
Jika fakta atau teori tersebut baru diungkap dan disusun secara
sistematis oleh seorang peneliti, dapat dikatakan bahwa data tersebut
baru, contohnya, teori relativitas Einstein, teori geosentris, dan teoriteori
yang ditemukan peneliti untuk pertama kalinya.
b . Mengembangkan dan Menjelaskan Teori yang Sudah
Ada
Ketika para peneliti berusaha memecahkan masalah, perlu
dipertimbangkan agar tidak terjadi pengulangan kerja atau penggunaan
tenaga yang sia-sia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencari faktafakta
penunjang yang dapat digali dari sumber-sumber hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, dihubungkan dengan
kegiatan penelitian saat ini, kemudian dilakukan pendalaman terhadap
permasalahan yang hendak dipecahkan sehingga akan diperoleh
perkembangan wawasan pengetahuan. Perhatikan bagan berikut ini!
3. Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu masalah
layak dan sesuai untuk diteliti pada dasarnya dilakukan dari dua arah.
a . Pertimbangan dari Arah Masalahnya
Dalam hal ini, pertimbangan dibuat atas dasar sejauh mana
penelitian mengenai masalah tersebut akan memberi sumbangan kepada
dua hal berikut ini:
Yang Lalu/ Masa yang
Akan Datang/ Saat Ini

1) pengembangan teori dalam bidang yang berhubungan dengan dasar
teoritis penelitian;
2) pemecahan masalah praktis. Ini berarti bahwa kelayakan suatu
masalah untuk diteliti sifatnya relatif, tidak ada kriteria, dan
keputusan tergantung kepada ketajaman calon peneliti untuk
melakukan evaluasi secara kritis, menyeluruh, dan menjangkau ke
depan.
b . Pertimbangan dari Arah Calon Peneliti
Pertimbangan kelayakan sebuah masalah dalam penelitian yang
didasarkan pada arah calon peneliti dibuat atas dasar empat hal, yaitu
sebagai berikut.
1) Biaya yang cukup untuk melakukan penelitian.
2) Waktu yang dapat digunakan. Seorang siswa yang waktunya
terbatas sebaiknya tidak melakukan penelitian yang memerlukan
waktu bertahun-tahun.
3) Bekal kemampuan teoritis. Mampukah peneliti melakukan penelitian
tersebut? Misalnya, penelitian tentang makhluk hidup yang diberi
perlakuan radioaktif. Jika peneliti belum pernah belajar radioaktif,
tentu akan sulit mengerjakan penelitian tersebut.
4) Alat-alat dan perlengkapan yang tersedia. Seorang siswa yang tidak
memiliki peralatan laboratorium yang memadai sebaiknya tidak
melakukan penelitian yang memerlukan alat dan perlengkapan yang
rumit dan tidak terjangkau.
Jadi, setiap calon peneliti perlu menanyakan kepada diri sendiri,
”Apakah masalah yang hendak diteliti sesuai baginya?” Jika tidak,
sebaiknya dipilih masalah lain atau masalah itu dimodifikasi sehingga
menjadi sesuai baginya.
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dapat berbentuk kajian teoritis yang
pembahasannya difokuskan pada informasi sekitar permasalahan
penelitian yang hendak dipecahkan. Ada beberapa macam sumber
informasi yang dapat digunakan peneliti sebagai bahan studi
kepustakaan, di antaranya, sebagai berikut.
a . Jurnal Penelitian
Dalam jurnal ini, beberapa hasil penelitian terpilih diterbitkan
sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan yang baru.
b . Buku
Buku merupakan sumber informasi yang sangat penting karena
sebagian bidang ilmu yang erat kaitannya dengan penelitian diwujudkan
dalam bentuk buku yang ditulis oleh seorang penulis yang berkompeten
di bidang ilmunya.
c . Surat Kabar dan Majalah
Media cetak ini merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan
mudah diperoleh di mana-mana.
d . Internet
Kemajuan teknologi membawa dampak yang sangat signifikan di
bidang informasi. Para peneliti dapat langsung mengakses internet dan
mendapatkan informasi yang diinginkan dari berbagai negara dengan
sangat cepat.

5. Menyusun Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih bersifat teoritis
dan masih perlu diuji kebenarannya secara empiris melalui data yang
diperoleh di lapangan. Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulankesimpulan
teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan dan
dianggap sebagai jawaban yang paling mungkin dan paling tinggi
kebenarannya. Ada dua macam hipotesis, yaitu sebagai berikut.
a. Hipotesis alternatif, yaitu dugaan yang menyatakan ada pengaruh,
ada hubungan, atau ada perbedaan antara variabel yang diteliti.
b. Hipotesis nol, yaitu dugaan yang menyatakan tidak ada pengaruh,
tidak ada hubungan, atau tidak ada perbedaan antara variabel yang
diteliti.
Sering kali timbul pertanyaan, ”Manakah di antara kedua hipotesis
itu yang harus dirumuskan sebagai hipotesis penelitian?” Jawabannya
tergantung pada landasan teoritis yang digunakan dalam studi
kepustakaan. Jika landasan teori mengarahkan penyimpulan ke tidak
ada pengaruh atau tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan,
hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah hipotesis nol. Sebaliknya,
jika tinjauan teoritis mengarahkan penyimpulan ke ada pengaruh, ada
hubungan, atau ada perbedaan, hipotesis penelitian yang dirumuskan
adalah hipotesis alternatif.
6. Menetapkan Variabel
Dalam persiapan metodologis untuk menguji hipotesis penelitian,
seorang peneliti harus mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang
akan dilibatkan dalam penelitiannya. Semakin sederhana suatu rancangan
penelitian, semakin sedikit variabel-variabel yang terlibat di dalamnya,
begitu juga sebaliknya. Secara garis besar, variabel terbagi menjadi
variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas ialah variabel yang memengaruhi variabel yang lain,
sedangkan variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas.

Adakah pengaruh Sinar ultraviolet terhadap Morfologi tanaman Kacang polong
7. Pemilihan Instrumen (Alat) untuk Memperoleh Data
Keputusan mengenai alat pengambil data yang akan digunakan
terutama ditentukan oleh variabel yang akan diamati atau diambil
datanya. Dengan kata lain, alat yang digunakan harus disesuaikan dengan
variabelnya. Pertimbangan selanjutnya adalah pertimbangan dari segi
kualitas alat, yaitu taraf reliabilitas dan validitas. Pertimbangan lainnya
dilihat dari sudut praktis, misalnya, besar kecilnya biaya dan mudah
sukarnya mengoperasikan alat tersebut.

0 komentar: